Selasa, 09 Februari 2010

PENYAKIT JANTUNG KORNER (PJK)

A. Latar belakang

Saat ini penyakit dapat di pahami dalam rangka transisi epidemiologi yaitu suatu konsep mengenai perubahan pola kesehatan dan penyakit. Konsep ini hendak mencoba menghubungkan hal-hal tersebut dengan angka kesakitan dan angka kematian pada beberapa golongan penduduk dan menghubungkannya dengan factor social ekonomi serta demografi masyarakat (Notoatmodjo, 2003:13).
Penyakit tidak menular merupakan problem kesehatan utama negara-negara industry. Selain itu penyakit tidak menular menigkatkan dengan pesat pula di Negara-negara yang sedang berkembang yang sedang mengalami transisi demografi dan perubahan pola hidup dalam masyarakatnya (Anies, 2006)
Penyakit jantung merupakan suatu penyakit yang banyak di derita oleh masyarakat dan menjadi penyebab kematian nomor 1 baik di negara maju maupun negara berkembang termasuk Indonesia, terhadap penyakit ini WHO dan federasi jantung sedunia (word heart federation / WHF) meramalkan akan menjadi penyebab kematian utama di kawasan Asia pada tahun 2010 nanti.
Penyakit yang gaya hidup penderitanya paling banyak adalah penyakit jantung karena penyakit jantung koroner di alami jutaan penduduk dunia, di Amerika, 12 juta orang di diagnosis penyakit jantung koroner (PJK),di Indonesia walaupun belum ada data nasional prevalensi PJK, dampak serius penyakit ini telah terlihat, penyakit kardiovaskuler yang di dalamnya termasuk penyakit jantung koroner menempati urutan pertama penyebab seluruh kematian yaitu 16 % pada survei kesehatan rumah tangga (SKRT) 1992, pada survey kesehatan rumah tangga (SKRT) 1995 meningkat menjadi 18,9 %. Hasil survey sosial kesehatan ekonomi nasional (susenas) 2001 malahan memperlihatkan angka 26,4%. Bahkan pada tahun 2006 hingga kini penyakit pembuluh darah ini tetap menduduki urutan pertama sebagai penyebab kematian di Indonesia.DarI tahun ke tahunpeningkatan jantung koroner di indonsia terus meningkat akibat perubahan gaya hidup dalanm masyarakat Indonesia terutama asyarakat perkotaan yang akhirnya meningkatkan prekensi penyakiti ini
Ketika era globalisasi menyebabkan informasi semakin mudah diperoleh, negara berkembang dapat segera meniru kebiasaan negara barat yang di anggap cermin pola hidup modern, sejumlah perilaku atau gaya hidup seperti menkonsumsi makanan siap saji yang mengandung kadar lemak jenuh tinggi, kebiasaan merokok, narkoba, konsumsi garam dapur berlebihan, minuman beralkohol, kerja berlebihan, kurang berolahraga dan stress,telah menjadi gaya hidup manusia terutama gaya hidup manusia yang tinggal di perkotaan. Padahal semua perilaku tersebut merupakan faktor penyebab penyakit jantung koroner.

B. Sejarah penyakit jantung koroner

Penyakit jantung adalah penyakit negara maju atau negara industri lebih tepatnya,penyakit dimana masyarakat negara modern berada.karena ini penyakit jantung tidak saja monopoli negara maju,tetapi juga negara yang sedang berkembang yang menunjukkan kecenderungan peningkatannya.Hal ini disebabkan karena penyebab penyakit jantung berkaitan dengan keadaan dan perilsku masyarakat maju musalnya tinngi stress,salah makan dan gaya hidup modern seperti rokok dan minuman alcohol yang berlebihan(huriawati,2000)
Sementara itu frekuensi penyakit jantung koroner dipembuluh darah(PJPD)dinegara-negara sedang berkembang termaksud indonesia,cenderung meningkat sebagai akibat modernisasi,meniru gaya hidup negara sudah maju. PJPD pada dasarnya bukanlah suatu penyakit menular yang di sebabkan oleh suatu organism tertentu, namun karena adanya “ penularan“ penyakit ini melalui peniruan gaya hidup ada yang menyebutnya sebagai ‘new communicable disease (Bustan, 1997).
Menurut WHO (1990) kematian karena PJPD adalah 12 juta per tahun, membunuh nomor satu umat manusia. Bandingkan dengan kematian yang di sebabkan oleh diare 5 juta, kanker 4,8 juta, dan TBC 3 juta. PJPD ini adalah suatu preventable disease, penyakit yang di cegah, dimana 50 % kematian dini dapat di cegah dengan upaya-upaya pencegahan yang mengenai perubahan gaya hidup ( Andang, 2003).
Berdasarkan hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 1986, di laporkan bahwa mortalitas penyakit kardiovaskuler di Indonesia adalah 9,7 % dan berada pada peringkat ketiga. Dan tak kalah pentingnya bahwa kedudukan penyakit ini cebderung makin tinggi dan hingga akhir-akhir ini di anggap sebagai peringkat pertama penyebab kematian di Indonesia terutama di daerah perkotaan, sehingga perhatian terhadap penyakit ini sangatlah penting seiring dengan peningkatan frekuensi kejadian di masyarakat. Sejarah perkembangan perhatian terhadap penyakit jantung koroner (PJK) ditandai dengan berbagai studi besar yang di lakukan untuk mengidentifikasi faktor resiko dan percobaan klinik obat-obat penyakit jantung, sebagai contoh dapat di sebutkan Framingham Study yang terkenal itu, MRFIT (Multiple Risk Factor invention trial), yang kemidian di pertegas dengan penelitia-penelitian yang lainnya seperti SAVE (Survival and ventricular Enlargmen), SMILE (studi of emyokardial invartion late evaluation), dan survey monica di Jakarta (Bustan, 2007).

C. Pengertian penyakit jantung koroner (PJK)

penyakit jantung koroner (PJK) adalah suatu kelainan yang di sebabkan oleh penyempitan atau penghambatan pembuluh darah arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung. Apabila penyempitan ini menjadi parah, maka dapat terjadi serangan jantung. Adapun penyempitan pembuluh darah arteri ke otak dapat menimbulkan struk. Otot jantung yang di berikan oksigen dan nutrisi yang di angkut oleh darah melalui arteri-arteri koroner. Jaringan koroner utama yang bercabang menjadi sebuah jaringan pembuluh lebih kecil. Untuk berfungsi dengan baik dan memompa darah ke seluruh tubuh, otot jantung membutuhkan penyediaan darah yang cukup untuk memenuhi keperluan hidup sehari-hari. Seperti berjalan kaki dan gerak badan. Dengan tubuh semakin tua dan memburuk oleh bermacam-macam faktor resiko seperti tekanan darah tinggi, merokok, dan konsentrasi kolestrol darah yang abnormal, pembuluh menjadi using, dan pembuluh arteri koroner menjadi sempit dan tersumbat, persisi seperti karat pada korosi pipa air (Sueharto, 2004)

D. Tanda-tanda Penyakit jantung koroner

Menurut (Suharto, 2004), pada dasarnya setiap orang berbeda-beda. Tanggapan fisisk terhadap progresif dari penyakit jantung koroner (PJK) juga berbeda. Tidak semua orang dengan penyakit jantung koroner (PJK) memiliki tanda atau manifestasi tertentu tetapi manifestasi yang umum yaitu sebagai berikut :
1. Tidak ada tanda. Banyak dari mereka yang mengalami penyakit jantung koroner (PJK) tetapi tidak merasakan ada sesuatu yang tidak enak atau tanda-tanda suatu penyakit. Dalam bidang kedokteran, kondisi ini di sebut silent ischaemia. Mereka yang berpenyakit diabetes amat rentang terhadap silent ischaemia.
2. Angina.formalnya disebut angina fectoris.angina umunya ditunjukan dengan sakit dada sementara pada waktu melakukan gerakan fisik atau latihan.
3. Angina tidak stabil (unstable angina).sakit dada yang tiba-tiba terasa pada waktu keadaan isturahat atau terjadi lebih berat secara tiba-tiba.
4. Serangan jantung.bila aliran darah ke pembuluh arteri koroner terhalang sepenuhnya,terjadilah serangan jantung.
5. Kematian mendadak(student death). penyebab kematian mendadak pada pasien penyakit jantung koroner (PJK) sering kali adalah irama jantung yang tidak teratur yang mengiringi serangan jantung mendadak.

E. Pembuluh arteri koroner

Seperti setiap organ atau jaringan lainnya dalam tubuh.jantung atau tepatnya otot jantung memerlukan suplai darah yang cukup untuk memperoleh oksigen dan nutrisi yang di butuhkan untuk tenaga kontraksi berulang-ulang. Walaupun ruang-ruang jantung (serambi dan bilik) selalu berisi darah. Otot jantung tidak memperoleh oksigen dan zat gizi langsung dari darah dari ruang tersebut. Otot jantung menerima suplai darah melalui arteri koroner. Otot jantung memerlukan suplai darah dalam jumlah relatif besar. Saat istirahat aliran darah melalui arteri koroner kira-kira 225 ml per menit. Jumlah ini adalah 4-5 % dari toal darah yang di pompa oleh jantung. Arteri koroner berawal dari pokok aorta persis diatas klep aorta, melingkari puncak dan bercabang kebagian bawah seperti sebuah mahkota. Arteri koroner mempunyai banyak cabang seperti sebuah pohon. Batang dan cabang-cabang arteri yang besar dapat di sepanjang permukaan di sebelah luar jantung. Cabang-cabang yang lebih kecil menembus kedalam otot jantung untuk membawah darah ke sel-sel myocardium. Arteri yang lebih kecil bercabang kedalam pembuluh-pembuluh yang lebih kecil yang pada akhirnya kedalam kapiler. Kapiler-kapiler itu adalah titik dimana oksgen dan zat-zat gizi di tukarkan dengan produk limbah. Seperti arteri-arteri yang lain dalam tubuh, arteri koroner mempunyai tiga lapisan, yaitu lapisan sebelah dalam (Intima), lapisa otot (media), dan lapisan sebelah luar (adventitia). Permukaan pembuluh darah bagian dalam di lapisi dengan lapisan sel-sel yang di sebut lapisan endothelium. Rongga (saluran) di dalam pembuluh dimana darah mengalir di namakan lumen. (Sueharto, 2004).


F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyakit Jantung Koroner

Menurut Anies (2006) secara umum di kenal sebagai faktor yang berperan penting terhadap timbulnya PJK yang di sebut sebagai faktor resiko PJK, antara lain :
1. Usia lanjut dimana penyakit jantung koroner baru muncul pada usia lanjut dimana berbagai faktor resiko telah lama berlangsung.
2. Monopaus dini, dengan berkurangnya hormone estrogen akibat monopaus maka dapat mengurangi elastisitas kerja jantung sehingga lebih rawan terkena penyakit jantung koroner.
3. Munculnya gejala-gejala PJK (Nyeri, angina, riwayat infra jantung da ECG yang abnormal).
4. Kadar kolestrol dan LDL kolestrol yang tinggi, HDL yang rendah dan trigliserida yang tinggi
5. Hipertensi dapat memicu penyakit jantung koroner karena hipertensi apat memicu jantung lebih cepat
6. Merokok membawa berbagai racun dalam tubuh yang akirnya membentuk flak atau arteoclerosis di arteri koroner dan menyebabkan penyembatan.
7. Kencing manis (Diabetes Militus) bila kadar glukora darah naik maka dapat memicu penyakit jantung koroner
8. Riwayat keluarga dengan PJK dimana seseorang akan memiliki riwayat PJK di keluarganya
9. Kegemukkan. Timbunan lemak akan menyebabkan penyumbatan pada arteri koroner
10. Kadar fibrinogen darah dan faktor pembekuan darah
11. Faktor sosial, geografi dan sosial ekonomi
12. Stress meningkatkan tekanan darah yang memicu terjadinya penyakit jantung koroner dan personalities
13. Kurang olahraga dimana dapat menyebabkab metabolism dalam tubuh tidak lancer.

G. Cara Penanggulangan Penyakit Jantung koroner (PJK)

Upaya pencegahan untuk menghindari penyakit jantung koroner di mulai dengan memperbaiki gaya hidup dan mengendalikan faktor resiko sehingga mengurangi peluang terkena penyakit tersebut. Untuk pencegahan penyakit jantung koroner hindari obesitas dan kolesterol. Mulailah dengan mengkonsumsi lebih banyak sayur-sayuran, buah-buahan, padi-padian. Makanan berserat dengan lainnya dan ikan. Kurangi daging, makanan kecil (cemilan), dan makanan yang berkalori tinggi dan banyak mengandung lemak jenuh lainnya. Makanan yang banyak mengandung kolesterol tertimbun alam dinding pembuluh darah dan menyebabkan arteosklerosis yang menjadi pemicu penyakit jantung koroner. Berhenti merokok merupakan target yang harus dicapai,juga hindari asap rokok dari lingkungan. Merokok menyebabkan elastisitas pembuluh darah berkurang, sehingga meningkatkan pergeseran pmbuluh darah arteri, dan meningkatkan faktor pembekuan darah yang memicu penyakit jantung koroner. perokok mempunya peluang terkena jantung koroner sekitar 2 kali lipat lebih tinggi di bandingkan dengan bkn perokok. Kurang minum alcohol. Lakukan olahraga/aktifitas fisik. Olahraga untuk menghindari penyakit jantung koronen sebaiknya di lakukan 2-3 kali seminggu selama 20-30 menit setiap melakukan olahraga tersebut. Olahraga dapat membantu mengurangi bobot badan. Mengendalikan adar kolesterol, dan menurunkan tekanan darah yang merupakan faktor resiko lain terkena jantung koroner. Kendalikan tekanan darah tinggi dan kadar gula darah. Hindari penggunaan obat-obat terlarang seperti heroin, kokain, ampetamin, karena obat-obat narkoba tersebut dapat meningkatkan resiko jantung koroner 7 kali lipat di banding dengan yang bukan pengguna narkoba (ANIES, 2006).

DAFTAR PUSTAKA

Aditama. 1997. Rokok dan kesehatan. Universitas Indonesia (UI-PRES). Jakarta
Andang. 2003. Food kombinasi “kombinasi makana serasi”. Gramedia Pustaka
Anies. 2006. Waspada ancaman penyakit tidak menular. Gramedia. Jakarta
Barnard. 2002 kiat jantung sehat. kAIFA. Bandung
Bustan. 2007. Epidemiologi penyakit tidak menular. Rineka Cipta
Huriawati. 2000 ilmu penyakit dalam . hipokrates. Jakarta
Notoatmodjo . 2003 Ilmu kesehatan masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta
Soeharto. 2004. Sertangan jantung dan strok gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Suhardjo. 1986. Olahraga untuk kesehatan jantung. Gramedia pustaka utama. jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar