Selasa, 09 Februari 2010

FRAMBUSIA

A. DEFENISI

Penyakit frambusia atau patek adalah suatu penyakit kronis, relaps (berulang), nonvenereal treponematosis, lesinya berupa lesi kulit primer dan sekunder yang sangat menular dan lesi yang tidak menular adalah lesi tersier (lanjut) yang destruktif. Lesi awal yang tipikal (patek induk) yaitu berupa papilloma yang timbul pada wajah dan ekstremitas (biasanya pada kaki) muncul dalam beberapa minggu atau bulan, biasanya tidak nyeri kecuali jika ada infeksi sekunder. Proliferasinya lambat dan dapat membentuk lesi frambusia (raspberry) atau lesi dengan ulcus (ulceropapilloma). Diseminasi sekunder atau papilloma satelit timbul sebelum atau segera setelah lesi awal sembuh, lesi ini timbul dan tumbuh bergerombol serta sering disertai dengan periostitis pada tulang panjar (saber shin) dan jari (polidaktilitis) dan gejala konstitusional yang ringan. Papilloma dan hyperkeratosis pada telapak tangan dan kaki dapat timbul baik pada stadium awal atau lanjut : lesi tersebut menimbulkan rasa nyeri yang hebat dan biasanya menimbulkan disabilitas. Lesi akan sembuh spontan tetapi dapat timbul kembali pada tempat lain selama fase awal dan lanjut.

Stadium akhir memiliki ciri-ciri berupa lesi destruktif pada kulit dan tulang, terjadi pada 10 – 20% dari penderita yang tidak mendapatkan pengobatan, biasanya muncul setelah 5 tahun atau lebih setelah terinfeksi. Penularan secara kongenital tidak ada dan infeksi jarang sekali terjadi dan jika sampai terjadi maka infeksi biasanya berakibat fatal dan menimbulkan kecacatan. Tidak seperti pada infeksi oleh sifilis, frambusia tidak menyerang otak, mata, aorta atau alat-alat pada abdomen.

Diagnosa ditegakkan dengan pemeriksaan dengan mikroskop lapangan gelap atau pemeriksaan mikroskopik langsung FA dari eksudat yang berasal dari lesi primer atau sekunder. Test serologis nontrepanomal untuk sifilis misalnya VDRL (Venereal Disease Research Laboratory), RPR (Rapid Plasma Reagin) reaktif pada stadium awal penyakit menjadi non reaktif setelah beberapa tahun kemudian, walaupun tanpa terapi yang spesifik, dalam beberapa kasus penyakit ini memberikan hasil yang terus reaktif pada titer rendah seumur hidup. Test serologis trepanomal, misalnya FTA-ABS (Fluorescent Trepanomal Antibody – Absorbed), MHA-TP (Microhemagglutination assay for antibody to T. pallidum) biasanya tetap reaktif seumur hidup.



B. EPIDEMIOLOGI FRAMBUSIA
• Penyebab
Adapun Penyebab penyakit frambusia adalahTreponema pallidum, subspesies pertenue dari spirochaeta
• Distribusi Penyakit
Terutama menyerang anak-anak yang tinggal didaerah tropis di pedesaan yang panas, lembab, lebih sering ditemukan pada laki-laki. Prevalensi frambusia secara global menurun drastis setelah dilakukan kampanye pengobatan dengan penisilin secara masal pada tahun 1950-an dan 1960-an, namun penyakit frambusia muncul lagi di sebagian besar daerah katulistiwa dan afrika barat dengan penyebaran fokus-fokus infeksi tetap di daerah Amerika latin, kepulauan Karibia, India, Asia Tenggara dan Kepulauan Pasifik Selatan
.Frambusia umumnya menyerang anak-anak berusia dibawah 15 tahun. Rata-rata terjadi antara usia 6 – 10 tahun. Jenis kelamin tertentu tidak terkait dengan penyakit ini.
Terdapat 3 stadium frambusia yang dikenal, yakni :
a. Stadium Primer.
Setelah masa inkubasi antara 9-90 hari (rata-rata 3 minggu), lesi primer atau induk frambusia berkembang pada sisi yang terkena penularan berupa gigitan, goresan dan gesekan dengan kulit yang terkena frambusia. Umumnya terjadi di daerah anggota gerak (lengan dan kaki). Lesi berwarna kemerahan, tidak nyeri dan kadang-kadang gatal-gatal berbentol/kutil (papul). Papul-papul tersebut akan meluas dengan diameter 1-5 cm untuk kemudian menjadi ulkus (luka terbuka) dengan dasar berwarna kemerahan seperti buah berry. Lesi-lesi satelit bisa bersatu membentuk plak. Karena jumlah treponema yang banyak, maka lesi tersebut sangat menular. Pembesaran kelenjar limfa, demam serta rasa nyeri merupakan tanda dari stadium ini. Induk frambusia akan pecah dalam 2-9 bulan yang meninggalkan bekas dengan bagian tengah yang bersifat hipopigmentasi.
b. Stadium Sekunder.
Sekitar 6-16 minggu setelah stadium primer. Lesi kulit atau lesi anakan yang menyerupai lesi induk tapi berukuran lebih kecil yang biasanya ditemukan dipermukaan tubuh dan sebagian di rongga mulut atau hidung. Lesi anakan ini akan meluas, membentuk ulkus dan menghasilkan cairan-cairan fibrin yang berisi treponema, yang kemudia mengering menjadi krusta. Cairan tersebut menarik lalat-lalat untuk hinggap dan kemudian menyebarkannya ke orang lain. Kadang-kadang bentuk serupa infeksi jamur dapat terlihat. Kondisi ini diakibatkan proses penyembuhan inti dari papiloma atau gabungan dari lesi yang membentuk bundaran. Lesi di aksila atau di lipat paha menyerupai condylomatalata. Papil-papil di telapak kaki berberntuk tipis, hiperkeratosis yang akan menjadi erosi. Rasa nyeri menandai stadium ini.
c. Stadium Tersier.
Pada stadium ini, sekitar 10% kasus setelah 5-15 tahun akan kembali kambuh, yang ditandai dengan lesi kulit yang destruktif, lesi pada tulang dengan kemungkinan terkenanya jaringan saraf dan penglihatan penderita. Bertambahnya ukuran, tidak nyeri, perkembangan nodul-nodul dibawah kulit dengan penampakan nanah nekrosis dan ulkus. Ulkus tersebut terinfeksi karena rusaknya struktur kulit dibawahnya. Bentuk hiperkeratosis dan keratoderma pada telapak tangan dan kaki sangat jelas terlihat. Stadium ini dapat menyerang tulang dan persendian. Infeksi tulang (osteitis) yang terutama menyerang tulang kaki dan tangan. Infeksi ini apabila tidak terkendali akan menyebabkan hancurnya struktur tulang, dan berakhir dengan kecacatan dan kelumpuhan.
• Reservoir
Reservoir: Manusia dan mungkin primata kelas tinggi
• Cara Penularan
Prinsipnya berdasarkan kontak langsung dengan eksudat pada lesi awal dari kulit orang yang terkena infeksi. Penularan tidak langsung melalui kontaminasi akibat menggaruk, barang-barang yang kontak dengan kulit dan mungkin juga melalui lalat yang hinggap pada luka terbuka, namun hal ini belum pasti. Suhu juga mempengaruhi morfologi, distribusi dan tingkat infeksi dari lesi awal.
• Masa Inkubasi
Dari 2 hingga 3 minggu
• Masa Penularan
Masa penularan bervariasi dan dapat memanjang yang muncul secara intermiten selama beberapa tahun barupa lesi basah. Bakteri penyebab infeksi biasanya sudah tidak ditemukan pada lesi destruktif stadium akhir.
• Kerentanan dan Kekebalan
Tidak ada bukti adanya kekebalan alamiah atau adanya kekebalan pada ras tertentu. Infeksi menyebabkan timbulnya kekebalan terhadap reinfeksi dan dapat melindungi orang tersebut terhadap infeksi dari kuman golongan treponema lain yang patogen.

C. KEBIJAKAN DAN STRATEGI
 KEBIJAKAN PROGRAM FRAMBUSIA
Eradikasi Frambusia tahun 2012 adalah :
a. Meningkatkan komitmen stakeholders
b. Berlandaskan kemitraan
c. Penemuan dan pengobatan penderita dan kontak secara profesional dengan memperhatikan etika dan hak asasi manusia serta kode etik kedokteran
d. Pelayanan penderita Frambusia bebas ( gratis)
e. Terjaminnya ketersediaan obat dan logistik
f. Tersedianya data dan informasi frambusia yang akurat, tepat waktu dan berkesinambungan.

 STRATEGI PROGRAM FRAMBUSIA
a. Sosial mobilisasi masyarakat
b. Pelatihan tenaga kesehatan untuk semua tingkat administrasi
c. Penemuan kasus secara dini dan kontak penderita
d. Penguatan jejaring surveilans Frambusia
e. Kerjasama lintas batas antar negara, provinsi dan kabupaten.
f. Bimbingan tekhnis, pemantauan dan evaluasi
g. Riset operasional.

D. SASARAN PROGRAM PEMBERANTASAN FRAMBUSIA
Adapun yang menjadi sasaran pada program pemberantasan penyakit Frambusia adalah :
 Pada lokasi yang endemik frambusia yaitu Buton dan Muna.
 Pada anak sekolah dan Masyarakat umum.
 Penderita yang telah diberi pengobatan.
 Non penderita yang kontak serumah, sekolah dan sepermainan


DAFTAR PUSTAKA

Kandun Nyoman, 2000. Manual Penberantasan Penyakit Menuar,CV. Infomedika , Jakarta.

Handayani Sarwo, 2000. Eliminasi Penyakit Frambusia, Depkes RI, Jakarta.

Entjang. I. 1997. ¬¬¬¬¬¬Ilmu Kesehatan Masyarakat. Citra Aditya Bakti. Bandung

Noor, NN. 2000. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. Rineka Cipta. Jakarta

Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta

http://Kusta.frambusia.co.id/

www.google.com/indosiar-frambusia/0__-

www.unair.com/tesis-frambusia/jasmurni

1 komentar: